Mengenai Penulis

Foto saya
Nama saya Farida Febriani. Saya lahir di Gresik pada tanggal 21 Februari 2021. Saat ini, saya menempuh S1 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Saya tinggal di Gresik Selatan, tepatnya di Kecamatan Kedamean.

KRITIK CERPEN "SETAN BANTENG"


.

 Setan Banteng

Karya Seno Gumira Ajidarma


Yogyakarta, 1968

Pada jam istirahat, akan terlihat serombongan anak laki-laki membentuk kerumunan tersendiri.

“Siapa yang berani?” pemimpin rombongan itu bertanya.

Anak-anak kelas VI sekolah dasar itu hanya saling memandang, bahkan ada yang mundur seperti ada sesuatu yang mengancamnya, tetapi ada yang menjawab tantangan itu.

“Aku!”

Selalu begitu. Sejak masa kanak-kanak pun sudah terbagi: ada yang pemberani, ada yang selalu ketakutan, ada yang penuh perhitungan dan lihat-lihat dulu.

Lantas, dengan kapur putih, salah seorang dari anak-anak itu cukup menggambar di lantai, atau kalau tidak ada kapur bisa menggunakan patahan ranting, menggurat di tanah gambaran seperti ini:

“Sudah,” katanya kepada pemimpin rombongan.

Pemimpin rombongan itu menoleh ke arah anak pemberani tadi, sambil menunjuk ke arah gambar yang terbentuk di atas tanah berpasir di dekat tembok samping sekolah.

“Ayo!” katanya dengan nada perintah.

Anak yang badannya paling besar itu pun maju mendekati gambar, menekuk lutut, mengarahkan kepala ke arah gambar seperti mau bersujud. Namun anak itu tidak bersujud, ketika wajahnya mendekati gambar jari-jari tangannya membentuk lingkaran di depan kedua mata, seperti orang yang berpura-pura memegang teropong.

Sumber: https://lakonhidup.com/2018/12/22/setan-banteng/


Isi yang Terkandung dalam Cerpen

Sesuai dengan judulnya, cerpen yang berjudul Setan Banteng karya Seno Gumira Ajidarma di atas menggambarkan tentang keberanian. Keberanian ini muncul ketika salah satu anak berani menjawab pertanyaan dari pimpinan rombongan. Padahal rombongan tersebut berisikan laki-laki. Namun, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari pimpinan rombongan dan hanya saling memandang satu sama lain. Akan tetapi, ada seorang anak yang tidak disebutkan namanya oleh penulis yang berani untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sebut saja, anak pemberani tersebut adalah tokoh aku. Sebenarnya, pemimpin rombongan ingin menguji keberanian dari anak-anak kelas VI dan melatih keberaniannya tampil di depan teman-temannya. Keberanian di sini juga berarti sikap percaya diri.


Pesan yang Terkandung dalam Cerpen

Pesan yang terkandung dalam cerpen Setan Banteng di atas adalah sikap keberanian sangat penting di ajarkan kepada anak-anak sejak dini. Hal ini dilakukan untuk melatih rasa percaya diri anak-anak di depan umum. Pendidikan pertama yang harus mengajarkan mereka adalah orang tua. Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik karakter anak, selain seorang guru atau dalam cerpen di atas adalah pemimpin rombongan.


Kaitan dengan Kehidupan Sehari-hari

Cerpen karya Seno Gumira Ajidarma di atas adalah sebuah cerminan anak-anak masa sekarang. Di dalam dunia pendidikan, sering kali pendidik mencoba bertanya kepada peserta didik tentang suatu topik yang telah di ajarkan. Namun, hanya sebagian kecil peserta didik yang berani untuk menjawab dan sebagian lagi hanya berdiam diri. Apalagi ketika pendidik memanggil untuk maju ke depan. Rasa takut pasti muncul dalam benak mereka. Dengan demikian, rasa percaya diri sangatlah penting di latih sejak dini. Hal ini untuk melatih mental agar berani ketika tampil di depan umum. 


Your Reply