Mengenai Penulis

Foto saya
Nama saya Farida Febriani. Saya lahir di Gresik pada tanggal 21 Februari 2021. Saat ini, saya menempuh S1 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Saya tinggal di Gresik Selatan, tepatnya di Kecamatan Kedamean.

KRITIK KUMPULAN CERPEN KARYA M. SHOIM ANWAR


.

 

KRITIK KUMPULAN CERPEN


Karya M. Shoim Anwar

Esai kali ini berisi kritik tentang kumpulan cerpen karya M. Shoim Anwar. Kumpulan cerpen tersebut terdiri atas lima cerpen yaitu cerpen Sorot Mata Syaila, Tahi Lalat, Sepatu Jinjit Aryanti, Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue, dan Jangan ke Istana Anakku. Seluruh karya cerpen tersebut ditulis oleh M. Shoim Anwar di kota Surabaya dalam tahun yang berbeda. Cerpen Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue, dan Jangan ke Istana Anakku ditulis pada tahun 2015. Kemudian, cerpen Tahi Lalat dan Sepatu Jinjit Aryanti ditulis pada tahun 2017, sedangkan cerpen Sorot Mata Syaila ditulis paa tahun 2018.

Dari segi bentuknya, kelima cerpen tersebut sama-sama menggunakan alur campuran. Penulis menggambarkan kisah dengan diawali permasalahan atau konflik dalam cerita yang kemudian konflik tersebut semakin meningkat. Lalu cerita berlanjut pada tahap pengenalan atau orientasi dan diakhiri dengan penyelesaian. Namun, dari kelima cerpen tersebut, ada pula cerpen yang dalam penyampaian penyelesaian cerita terkesan mengambang seperti ada kisah yang belum lanjut, sehingga membuat pembaca cerpen tersebut menjadi penasaran akan kelanjutan cerita. Cerpen yang dimaksud adalah cerpen yang berjudul Sepatu Jinjit Aryanti dan Sorot Mata Syaila.

Pada cerpen yang berjudul Sepatu Jinjit Aryanti, pembaca seakan dibuat penasaran karena pada bagian akhir cerita, penulis memberikan pertanyaan tentang kelanjutan hubungan tokoh aku dan Aryanti bersama bukti kejahatan yang tersembunyi. Kemudian, pada cerpen yang berjudul Sorot Mata Syaila dibagian akhir cerita, rasa penasaran muncul akibat diceritakannya Syaila tiba-tiba menghilang dan tokoh aku kemudian mengingat nasib kedua istrinya dan keempat anaknya di Tanah Air. Rasa penasaran yang ditimbulkan setelah membaca kedua cerpen ini, ditampilkan oleh penulis agar pembaca semakin tertarik, lalu mulai mengikuti dan membaca semua karya dari penulis itu sendiri.

Dalam penyampaian sudut pandang, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama serba tahu pada kelima judul cerpen tersebut. Tokoh aku disini sangat berperan penting dalam kelima cerpen tersebut. Namun, pada cerpen Tahi Lalat, tokoh aku hanya berperan sebagai tokoh yang bercerita dan tidak ikut mengalami kejadian yang ada di dalam cerita, bukan tokoh aku yang menjadi pemeran utama seperti pada cerpen Sorot Mata Syaila, Sepatu Jinjit Aryanti, Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue, dan Jangan ke Istana, Anakku. Pemeran utama yang sebenarnya diceritakan pada cerpen Tahi Lalat adalah Pak Lurah.

 Kelima cerpen terdapat tokoh aku yang disandingkan dengan tokoh lainnya. Pada cerpen yang berjudul Sorot Mata Syaila terdapat dua tokoh yaitu tokoh aku dan Syaila. Cerpen yang berjudul Tahi Lalat tokohnya yaitu tokoh aku (Ayah Laela), Pak Lurah, Pak Bayan, Laela, Bakrul, dan Istri dari tokoh aku. Kemudian, pada cerpen Sepatu Jinjit Aryanti ada dua tokoh yaitu tokoh aku dan Aryanti. Selanjutnya, pada cerpen Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue terdapat tokoh saya (aku), Bambi, Miske, dan Devira. Pada cerpen Jangan ke Istana, Anakku terdiri dari tokoh aku (Ayah Dewi), Dewi, dan Trihayu (Istri tokoh aku).

Topik yang dibicarakan pada kelima cerpen tersebut juga sama yaitu membahas tentang politik. Namun, juga diselingi oleh kisah cinta didalamnya. Pada cerpen yang berjudul Sorot Mata Syaila terjadi kisah cinta antara tokoh aku dan Syaila yang pada akhirnya berakhir dengan tidak jelas, karena Syaila tiba-tiba menghilang dan tokoh aku mengingat kedua istrinya dan keempat anaknya. Pada cerpen Tahi Lalat terdapat kisah cinta segitiga yang terjadi antara Pak Lurah, istri muda Pak Lurah, dan bos proyek perumahan. Lalu, pada cerpen Sepatu Jinjit Aryanti menceritakan kisah cinta antara tokoh aku dan Aryanti yang sedang bersembunyi dari kerjaran pencari berita karena Aryanti adalah saksi utama kasus besar. Lalu, pada cerpen Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue terdapat kisah cinta antara Bambi dan Miske yang keduanya bekerja sama mempermainkan pengadilan. Pada cerpen yang kelima yaitu cerpen Jangan ke Istana, Anakku terdapat kisah cinta sebuah keluarga kecil yaitu tokoh aku, Dewi, dan Trihayu (Istri tokoh aku) yang terpisah akibat kebijakan dari istana.

Permasalahan politik begitu kental disampaikan penulis pada kelima cerpen tersebut. Dari permasalahan kebijakan hingga persekongkolan demi mendapatkan untung bagi diri mereka sendiri. Nampaknya, penulis menyampaikan kritikan bagi pemerintahan yang disampaikan dalam bentuk karya sastra cerpen ini pada masa itu. Hal ini dibuktikan pada isi kelima cerpen tersebut. Pertama, cerpen Sorot Mata Syaila yang menceritakan kaburnya tokoh aku dari hukuman yang menjeratnya di tanah air dengan beralasan pergi beribadah ke Arab. Kedua, cerpen Tahi Lalat yang menceritakan Pak Lurah yang ingin menjabat kali kedua dan warga sudah tidak mempercayainya karena pada masa jabatannya yang pertama Pak Lurah tidak menepati janjinya dan bertindak semaunya. Ketiga, pada cerpen Sepatu Jinjit Aryanti menceritakan tokoh aku yang ditugaskan oleh atasannya untuk menyembunyikan Aryanti karena Aryanti adalah saksi kunci dari sebuah tindak kejahatan yang menyangkut orang penting. Keempat, pada cerpen Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue terlihat unsur politik ketika tokoh aku memberikan uang sogokan kepada Bambi, seorang pemimpin persidangan atau hakim tertinggi, demi menang dalam kasus yang sedang menjeratnya. Dan ternyata, Bambi juga bersekongkol dengan Miske untuk mempermainkan pengadilan. Kelima, pada cerpen  Jangan ke Istana, Anakku, terjadi unsur politik ketika pihak istana tidak memberikan keadilan dan bertindak semena-mena terhadap warganya yaitu tokoh aku dan keluarganya. Mereka ditangkap untuk dipekerjakan di istana. Tokoh aku menjadi penjaga istana, istrinya menjadi seorang penari, dan anaknya juga ditangkap oleh baginda istana.

Jika dibandingkan dengan permasalahan politik yang terjadi pada akhir-akhir ini, kejadian politik pada cerpen Sorot Mata Syaila, Tahi Lalat, Sepatu Jinjit Aryanti, dan cerpen Bambi dan Perempuan Baby Blue masih sinkron dengan kejadian politik saat ini, seperti pada cerpen Sorot Mata Syaila yang menceritakan kaburnya tokoh aku ke luar negeri untuk menghindar dari jerat hukum. Kejadian tersebut mengingatkan dengan kasus Djoko S Tjandra dan Gayus Tambunan yang terjerat kasus korupsi. Saat itu keduanya dikabarkan melarikan diri ke luar negeri yaitu ke Singapura. (https://www.brilio.net/serius/10-kasus-korupsi-menghebohkan-tersangkanya-kabur-ke-luar-negeri-170428j.html). Kemudian, pada cerpen Tahi Lalat yang menceritakan Pak Lurah kurang bertanggungjawab atas tugasnya, sehingga membuat hilangnya kepercayaan masyarakat. Selain itu, Pak Lurah tersebut juga tidak menepati janji pada saat pemilihan umum. Warga yang dipaksa untuk mejual tanahnya juga sesuai dengan kenyataan saat ini. Saat ini banyak sawah milik warga yang dijual dan dibangunlah sebuah perumahan. Bahkan, tidak hanya bisnis perumahan, tetapi juga tanah kaplingan juga telah menjamur diberbagai wilayah di Indonesia. Warga pun mejadi tergiur karena diiming-imingi harga yang lumayan mahal. Namun, tidak sedikit warga yang sebenarnya tidak mau tanahnya dijual tetapi mereka harus merelakan dengan rasa terpaksa.

Selanjutnya pada cerpen Sepatu Jinjit Aryanti yang mengisahkan tokoh aku yang sedang menyembunyikan Aryanti, saksi kunci dari tindak kejahatan yang dilakukan oleh orang penting. Tanpa disadari dan tanpa diketahui, sebenarnya peristiwa tersebut juga masih terjadi pada kehidupan saat ini. Untuk menghilangkan atau menyembunyikan barang bukti dan menghindar dari jeratan hukum, segala cara pasti rela dilakukan. Salah satunya, seperti yang dilakukan orang  penting tersebut. Peristiwa ini mengingatkan pada kasus penghilangan barang bukti kasus pelarian Djoko S Tjandra yang melibatkan Brigjen Prasetjo. Pada kasus tersebut Brigjen Prasetjo diduga membakar surat yang telah digunakan dalam perjalanan oleh Djoko S Tjandra. (https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/07/27/19081551/brigjen-prasetijo-diduga-hilangkan-sejumlah-barang-bukti-kasus-pelarian). Kemudian, pada cerpen Bambi dan Perempuan Baby Blue yang menceritakan tokoh aku memberikan uang sogokan atau uang suap kepada pemimpin pengacara yaitu Bambi untuk dimenangkan dalam sidang pengadilan. Cerita tersebut juga masih terjadi saat ini di sekitar kita. Salah satu kasus suap yang baru saja terjadi adalah kasus suap yang melibatkan pegawai Ditjen Pajak yang mencapai puluhan miliar. (https://artharayaconsult.com/2021/03/04/suap-untuk-kurangi-pajak-masih-terjadi/).  Berbeda dengan permasalahan politik yang terjadi pada cerpen Jangan ke Istana, Anakku. Cerita yang menggambarkan politik pada cerpen tersebut hanya terjadi pada masa kerajaan dulu, kurang sinkron bila dibandingkan dengan kejadian politik saat ini. Hal ini di karenakan, cerpen tersebut menceritakan kekejaman Baginda Istana yang memaksa tokoh aku dan keluarganya untuk bekerja di Istana. Mungkin, saja cerpen tersebut masih terjadi saat ini, tetapi tidak dilakukan di tanah air ini. Apabila terjadi di negara ini, tapi bukan pada masa sekarang, yaitu pada saat negara ini belum terbentuk dan masih berbentuk kerajaan-kerajaan dulu.

Dengan demikian, dapat diambil pelajaran oleh pembaca setelah membaca kelima cerpen karya M. Shoim Anwar tersebut. Pelajaran atau pesan yang paling nampak yaitu pesan yang berhubungan dengan permasalahan politik di negara ini yang ditujukan kepada pemerintah maupun orang-orang yang bertindak kejahatan. Hal ini, bertujuan agar tindak hukum di negara ini semakin maju, tidak tebang pilih, dan berjalan seadil-adilnya. Inti dari pesan yang terkandung dalam kelima cerpen tersebut yaitu

1. Untuk pemerintah dan penindak hukum, sebaiknya sebagai seorang penguasa harus menjalankan semua kewajibannya dengan jujur, adil, dan selalu mementingkan kepentingan masyarakatnya.

2.    Untuk orang yang bertindak kejahatan, sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya dan sepantasnya melakukan kewajiban dan mempertanggungjawabkan semua kesalahan atau tindak kejahatan yang telah dilakukan.

Untuk melengkapi esai ini, maka saya juga akan memberikan sedikit gambaran isi  dari kelima cerpen karya M. Shoim Anwar dengan harapan, pembaca esai ini mengetahui isi dari kelima cerpen tersebut.

Pertama, cerpen Sorot Mata Syaila menceritakan tokoh aku yang pergi ke Arab dengan alasan beribadah. Padahal sebenarnya, tokoh aku ke Arab untuk menghindar dari hukuman yang menjeratnya. Di tanah air, tokoh aku dianggap sebagai buronan. Tokoh aku mempercayakan kasusnya itu kepada pengacaranya. Dalam perjalanan di dalam pesawat, tokoh aku bertemu dengan seorang perempuan Arab bernama Syaila. Lantas mereka berdua berkenalan. Namun, Syaila kemudian tertidur menyender di bahu tokoh aku hingga orang-orang yang berada di sekitar mereka memandanginya. Ketika pesawat mendarat, Syaila terbangun dan mereka berdua pun turun. Syaila berada jauh di depan tokoh aku hingga Syaila tiba-tiba menghilang dari pandangan tokoh aku. Dalam lamunan, tokoh aku teringat nasib kedua istrinya dan keempat anaknya di tanah air.

Kedua, cerpen Tahi Lalat mengisahkan seorang lurah yang mencalonkan diri kembali pada periode berikutnya dan seorang perempuan yaitu istri kedua atau istri muda Pak Lurah yang diduga mempunyai hubungan khusus dengan bos proyek perumahan tanpa sepengetahuan Pak Lurah. Sebenarnya Pak Lurah sudah mengetahui tentang kabar istrinya tersebut. akan tetepai, Pak Lurah hanya diam saja.Warga desa juga sering membicarakan hal tersebut. Warga desa sudah tidak mempercayai Pak Lurah untuk menjabat kali kedua karena pada masa jabatannya yang pertama Pak Lurah tidak menepati janjinya. Warga dipaksa untuk mejual tanahnya. Kemudian, tanah tersebut dibuat perumahan. Apabila warga tidak mau menjual, maka tanah tersebut tetap dipagari oleh pengembang perumahan atas sepengetahuan Pak Bayan. Warga menginginkan Pak Lurah untuk menciptakan lapangan kerja, bukan menjual tanah mereka.

Ketiga, cerpen Sepatu Jinjit Aryanti menceritakan tokoh aku yang diberi tugas oleh atasannya untuk menyembunyikan Aryanti karena Aryanti adalah saksi mahkota dari kasus pembunuhan orang penting yang telah direncanakan. Untuk menghindari para pencari berita, tokoh aku membawa Aryanti pergi ke luar negeri dan menginap di sebuah hotel. Awalnya Aryanti takut dengan tokoh aku. Namun, lama-lama mereka berdua semakin akrab. Aryanti memiliki paras yang cantik, sehingga tokoh aku suka menggodanya. Disini Aryanti adalah korban karena gara-gara menjadi saksi kunci, Aryanti harus rela mempertaruhkan nyawanya. Tokoh aku juga terpaksa menuruti tugas dari atasannya, meskipun tugas yang diberikan tidaklah benar dan menyalahi aturan hukum negara. Kemudian, keduanya pergi dari hotel tersebut atas suruhan dua orang laki-laki karena tempat mereka sudah tidak aman. Hubungan tokoh aku dan Aryanti pun menjadi lebih dekat lagi.

Keempat, cerpen Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue menceritakan tokoh saya (aku) yang sedang menghadiri suatu acara bersama keluarganya. Dalam acara tersebut, tokoh aku melihat Bambi, seorang hakim tunggal atau pemimpin persidangan yang sedang tokoh aku cari. Nampak Bambi sedang berdansa dengan seorang perempuan bernama Miske. Miske adalah gadis muda, cantik, tetapi ia matre. Ketika Bambi pergi ke toilet, tokoh aku menghampiri untuk berniat membicarakan tentang kasus yang menimpanya. Tokoh aku tidak terima kalau dirinya kalah dalam persidangan dan menyalahkan Bambi yang tidak dapat memenangkan dirinya. Bambi sudah menjelaskan alasannya, tetapi tokoh aku tetap tidak terima hingga memancing keributan. Tokoh aku sudah memberikan uang sogokan atau suapan terhadap Bambi dan ia mempunyai bukti rekaman CCTVnya sehingga Bambi pun berusaha untuk kabur. Kemudian, security pun datang dan membuat Bambi melarikan diri. Devira, teman tokoh aku pun datang menghampiri tokoh aku. Devira tahu semua tentang Bambi dan bercerita bahwa Bambi adalah orang yang suka memancing orang agar mempunyai perkara di pengadilan dan yang mengejutkan, Bambi dan Miske sebenarnya mempunyai hubungan khusus. Keduanya ternyata bersekongkol untuk mempermainkan pengadilan.

Kelima, cerpen Jangan ke Istana Anakku menceritakan kehidupan tokoh aku bersama istri (Trihayu) dan anaknya (Dewi) yang tingggal di dekat istana. Ketiganya harus terpisah karena kebijakan istana. Tokoh aku dan Trihayu ditangkap oleh prajurit istana, ketika Trihayu sedang mengandung Dewi. Tokoh aku kemudian dijadikan penjaga istana, sedangkan Trihayu dijadikan seorang penari oleh raja. Setelah Dewi lahir, Dewi dititipkan ke keonakan tokoh aku. Pada suatu kesempatan tokoh aku bertemu dengan Dewi. Dewi mengatakan bahwa dirinya ingin sekali bertemu dengan ibunya. Namun, tokoh aku tidak memperbolehkannya karena keadaan istana tidak baik untuk Dewi. Pada suatu ketika, nampak seorang perempuan dibawa masuk ke dalam istana. Tokoh aku nampak terkejut karena perempuan tersebut adalah anaknya. Tokoh aku tidak terima dengan semua kebijakan istana yang telah memisahkan keluarga mereka. Kebijakan istana dianggap semena-mena dan semaunya sendiri. Namun, tokoh aku dan keluarganya tidak bisa berbuat apa-apa.

KRITIK VIDEO LIP SYNC LAGU "MAMA PAPA LARANG" JUDIKA


.

 KRITIK VIDEO KLIP LIP SYNC 
LAGU “MAMA PAPA LARANG” JUDIKA


Karya Mahasiswa dan Mahasiswa PBI Univ. PGRI Adi Buana Surabaya


Kritik Berdasarkan Lirik Lagu

Lirik lagu Mama Papa Larang ini mengisahkan kisah cinta yang tidak mendapatkan restu dari orang tua. Akan tetapi, mereka tetap memperjuangkan cinta mereka tanpa memikirkan bahwa hubungan mereka sebenarnya tidak direstui. Terdapat kalimat kiasan di dalam lirik lagu Mama Papa Larang ini yaitu pada bunyi di bawah ini.

Sampai kepada bidadariku

Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu

Biarkan bumi menolak, 'ku tetap cinta kamu

Potongan lirik di atas menggambarkan bahwa betapa sangat besar cinta mereka, hingga mereka tidak ingin dipisahkan satu sama lain. Lirik yang digunakan dikemas begitu indah hingga para pendengar lagu tersebut mudah untuk menghafalnya. Cerita yang digunakan juga tidak asing di dengar dalam kehidupan. Kemudian, pesan yang sebenarnya disampaikan dari larik lagu Mama Papa Larang adalah perjuangkan cintamu dengan sepenuh hati, hingga kamu mendapatkan cintamu dengan cara dan dengan jalan yang direstui oleh Tuhan dan kedua orang tuamu.


Kritik Berdasarkan Video Klip

Isi video klip lip sync lagu Mama Papa Larang tersebut menceritakan tentang dua anak muda yang sedang jatuh cinta. Namun, cinta mereka tidak mendapatkan restu dari Ibu si perempuan. Ibu dari si perempuan tidak ingin anaknya pacaran. Ibu dari perempuan tersebut kali pertama mengetahui hubungan anaknya dari panggilan telepon di ponsel anaknya, serta foto walpaper anaknya bersama laki-laki tersebut. Tetapi, anaknya tetap kekeh, tidak mendengarkan nasihat dari Ibunya. Hingga pada suatu hari,  anak perempuan tersebut pergi dari rumah dengan meninggalkan tulisan di sebuah kertas. Anak perempuan tersebut pun menemui kekasihnya. Akan tetapi, kekasihnya tidak ingin anak perempuan tersebut melakukan hal itu. Hingga akhirnya, anak perempuan tersebut pun diantarkan kekasihnya kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Ibu anak perempuan tersebut menyambut dengan gembira dan sang laki-laki, kekasih anaknya tersenyum lega.

Konsep cerita yang ditampilkan dari video klip lip sync lagu Mama Papa Larang tersebut sangatlah menarik. Namun, ada bagian cerita pada video tersebut yang terkesan kurang atau ada cerita yang hilang yaitu pada saat sang laki-laki tiba-tiba mengantarkan kekasihnya pulang saat kabur dari rumah. Sehingga, membuat cerita pada bagian  tersebut seperti tidak nyambung, dan terkesan dipaksakan dengan mengakhiri jalan ceritanya seperti itu. Akan tetapi, dengan latar belakang tempat di taman dan di rumah yang dipilih, membuat video klip ini terkesan simpel, tetapi mudah diingat. Akting pemeran videonya juga sudah bagus. Di tambah lagi, pemeran laki-laki yang menyanyi juga bagus dalam menirukan lirik lagu dan ekspresinya juga sesuai dengan isi lirik lagu tersebut.


Perbandingan dengan Aktual

Apabila dihubungankan dengan keadaan sekarang, makna dari lirik dan isi dari video tersebut masih terjadi pada kisah cinta anak muda saat ini.  Mereka saling jatuh cinta, tetapi terhalang oleh restu orang tua. Kejadian ini terjadi tanpa ada batas waktu. Hal ini dapat ditemui dalam kehidupan di lingkungan sekitar. Bahkan, di lingkungan para publik figur pun juga terjadi.



KRITIK PUISI "MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA"


.

 

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia



Karya Taufik Ismail

 

I
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga

Ke Wisconsin aku dapat beasiswa

Sembilan belas lima enam itulah tahunnya

Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia 


Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia

Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda

Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,

Whitefish Bay kampung asalnya

Kagum dia pada revolusi Indonesia 


Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya

Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama

Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya

Dadaku busung jadi anak Indonesia


Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy

Dan mendapat Ph.D. dari Rice University

Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army

Dulu dadaku tegap bila aku berdiri

Mengapa sering benar aku merunduk kini 


II
Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

Hukum tak tegak, doyong berderak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia

Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata

Dan kubenamkan topi baret di kepala

Malu aku jadi orang Indonesia.

III
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor

satu,


Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang

curang susah dicari tandingan, 


Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu

dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara

hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,


Di negeriku komisi pembelian alat-alat besar, alat-alat ringan,

senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan

peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk

kantung jas safari,


Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,

anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,

menteri, jenderal, sekjen, dan dirjen sejati, agar

orangtua mereka bersenang hati,


Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat
-

sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar-

besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,


Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan

sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak

putus dilarang-larang,


Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat

belanja modal raksasa,


Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,

ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang

saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan

pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan

diinjak dan dilunyah lumat-lumat, 


Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak

rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya

dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek

Jakarta secara resmi,


Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima

belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,


Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,

fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,


Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror

penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil

bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor

pertandingan yang disetujui bersama,


Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala

Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala

Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina,

India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah

Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,


Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat

terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur

Koneng, Nipah, Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula

pembantahan terang-terangan yang merupakan dusta

terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan,

dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai

saksi terang-terangan, 


Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam

kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di

tumpukan jerami selepas menuai padi.

IV
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

Hukum tak tegak, doyong berderak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia

Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata

Dan kubenamkan topi baret di kepala

Malu aku jadi orang Indonesia.


1998

 

Sumber : http://kepadapuisi.blogspot.com/2013/07/malu-aku-jadi-orang-indonesia_295.html

 

Kritik Berdasarkan Bentuk Puisi

Puisi dengan judul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufik Ismail di atas terdiri atas empat bagian. Setiap bagian mempunyai jumlah bait dan baris yang berbeda. Bagian pertama terdapat empat bait yang setiap baitnya memiliki empat baris dengan rima akhir a-a-a-a. Pada bagian kedua, terdiri atas satu bait yang didalamnya mempunyai delapan baris yang berima akhir a-a-a-a-a-a-a-a. Di dalam bagian kedua ini juga terjadi pengulangan bunyi Berjalan aku pada baris ketiga, keempat, dan kelima. Kemudian, pada bagian ketiga peletakan kalimat dibuat tidak beraturan dan didalamnya terdapat pengulangan bunyi Di negeriku pada setiap mengawali kalimat. Bagian yang terakhir yaitu bagian empat bentuknya sama persis dengan bagian kedua. Gaya bahasa yang digunakan Taufik Ismail pada puisi ini adalaj bahasa sehari-hari, sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.

 

Makna dan Isi Puisi

Bagian Pertama

Isi dan makna bagian pertama dari puisi dengan judul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufik Ismail di atas menceritakan tentang tokoh aku yang mendaparkan beasiswa di luar negeri. Disana, tokoh aku mempunyai sahabat bernama Thomas Stone. Sahabat tokoh aku tersebut sangat kagum dengan revolusi negara Indonesia. Lantas, tokoh aku berbangga diri terhadap negaranya.

Bagian Kedua dan Keempat

Kemudian, pada bagian kedua tokoh aku tersentak dengan keadaan negara asalnya yaitu Indonesia. Keadaan negaranya tidak seperti yang dibayangkan. Dimana hukum tidak lagi tegak seperti dulu. Hingga pada akhirnya, tokoh aku tidak lagi berbangga diri terhadap negaranya. Tokoh aku justru malu akan hal itu karena pada kenyataannya kabar tentang negaranya tidak sesuai dengan kekaguman dari sahabatnya.

Bagian Ketiga

Pada bagian ketiga ini, tokoh aku menggambarkan keadaan negaranya yang begitu banyak kejahatan dan ketidakadilan didalamnya. Selain itu, tindak kejahatan juga meraja lela. Keadaan tersebut membuat rakyat kecil semakin terpuruk. Bahkan, Taufik Ismail juga menyebutkan beberapa bukti pada puisinya ini, salah satunya kejahatan pada Udin dan Marsinah.

 

Pesan yang Terkandung dalam Puisi

Pesan yang terkandung dalam puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia sebenarnya ditujukan kepada pemerintah. Puisi ini nampak bermaksud menyindir pemerintah agar bertindak adil dan jujur kepada rakyatnya. Sikap malu yang ditunjukkan Taufik Ismail adalah sebuah gambaran keadaan negara Indonesia pada waktu itu. Bahkan, gambaran keadaan tersebut masih nampak pada negara Indonesia saat ini.

 

Perbandingan dengan Aktual

Keadaan yang digambarkan dalam puisi dengan judul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufik Ismail di atas masih sesuai dengan keadaan negara Indonesia saat ini. Penegakan hukum masih belum merata dan keadilan masih berpihak kepada orang yang dianggap memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Kejahatan dan pembunuhan juga susah untuk dibongkar karena didalamnya terdapat persekongkolan yang rapi dan tidak mudah untuk diketahui orang luar. Sebut saja seperti kejadian penyiraman wajah Novel Baswedan dengan air keras. Atau bahkan, kematian Marsinah yang hingga saat ini tidak dapat dibongkar. Kedua kejadian tersebut masih berhubungan dengan politik. Dimana, terdapat orang-orang yang ingin mempunyai kekuasaan dan tidak ingin kesalahannya diketahui orang lain, sehingga orang-orang tersebut terpaksa bertindak kejahatan untuk menutupi kesalahannya.