Mengenai Penulis

Foto saya
Nama saya Farida Febriani. Saya lahir di Gresik pada tanggal 21 Februari 2021. Saat ini, saya menempuh S1 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Saya tinggal di Gresik Selatan, tepatnya di Kecamatan Kedamean.

KRITIK PUISI "IDUL FITRI"

undefined
202. undefined

 Idul Fitri

Karya Sutadji Calzoum Bachri

Lihat

Pedang tobat ini menebas-nebas hati

dari masa lampau yang lalai dan sia

Telah kulaksanakan puasa ramadhanku,

telah kutegakkan shalat malam

telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang

Telah kuhamparkan sajadah

Yang tak hanya nuju Ka’bah

tapi ikhlas mencapai hati dan darah

Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu

Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya

Maka aku girang-girangkan hatiku

Aku bilang:

Tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malam

Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang

Namun si bandel Tardji ini sekali merindu

Takkan pernah melupa

Takkan kulupa janji-Nya

Bagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab Cinta

Maka walau tak jumpa denganNya

Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini

Semakin mendekatkan aku padaNya

Dan semakin dekat

semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa

O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini

ngebut

di jalan lurus

Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoir

tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia

Kini biarkan aku meneggak marak CahayaMu

di ujung sisa usia

O usia lalai yang berkepanjangan

Yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus

Tuhan jangan Kau depakkan aku lagi ke trotoir

tempat aku dulu menenggak arak di warung dunia

Maka pagi ini

Kukenakan zirah la ilaha illAllah

aku pakai sepatu sirathal mustaqim

aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat Id

Aku bawa masjid dalam diriku

Kuhamparkan di lapangan

Kutegakkan shalat

Dan kurayakan kelahiran kembali

di sana


Kritik Berdasarkan Bentuk Puisi

Puisi dengan judul Idul Fitri karya Sutadji Calzoum Bachri di atas hanya terdiri dari satu bait yang begitu panjang. Panjang baris berjumlah empat puluh empat baris. Pada baris keempat, kelima, keenam, dan ketujuh terdapat pengulangan bunyi telah ku.... sebanyak empat kali pada awal kalimat. Pengulangan bunyi juga terjadi pada baris ketiga puluh delapan, ketiga puluh sembilan, dan keempat puluh sebanyak tiga kali yaitu bunyi aku.... Ada pula pengulangan bunyi secara penuh dalam satu baris yaitu bunyi Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoir pada baris kedua puluh delapan dan baris ketiga puluh empat. Pengulangan buny secara penuh juga terdapat bada bunyi tempat .... menenggak arak di warung dunia pada baris kedua puluh sembilan dan baris ke tiga puluh lima.

Penulis juga menambahkan bahasa arab di dalam puisinya yaitu pada bunyi la ilaha illAllah pada baris ketiga puluh tujuh dan pada bunyi sirathal mustaqim pada baris ketiga puluh delapan. Hal ini membuat puisi Idul Fitri karya Sutadji Calzoum Bachri nampak agamis, sesuai dengan tema yang diambil. Gaya bahasa yang digunakan juga mudah untuk dipahami oleh pembaca. Terdapat majas hiperbola pada baris kedua yang berbunyi Pedang tobat ini menebas-nebas hati, pada baris ketiga puluh dua yang berbunyi Kini biarkan aku meneggak marak CahayaMu, dan pada baris keempat puluh yang berbunyi Aku bawa masjid dalam diriku.


Makna dan Isi Puisi

Puisi yang berjudul Idul Fitri di atas menceritakan tentang penyesalan yang di alami oleh tokoh aku. Tokoh aku di sini ingin bertobat ke jalan yang benar. Kesungguhan itu nampak ketika tokoh aku menjalankan kewajibannya sebagai umat manusia kepada Tuhannya. Tokoh aku menjalankan puasa, sholat malam, serta wirid siang dan malam. Hal ini sesuai dengan bunyi puisi pada baris keempat hingga ketujuh. Bahkan, pada baris kesepuluh, tokoh aku mempunyai keinginan untuk mendapatkan  keberkahan dari malam Lailatul Qodar. Pada bulan ramadhan, tokoh aku menjalankan semua kewajiban. Hingga tiba di hari idul fitti, tokoh aku juga mengikuti sholat id. Tokoh aku menyadari bahwa yang selama ini ia lakukan seperti mabuk-mabukan adalah tidak benar. Tokoh aku mempunyai keinginan kepada Tuhannya agar dirinya dapat beristiqomah menjalankan semua kewajibannya sebagai umat manusia yang baik dan taat.


Pesan Puisi

Pesan yang ingin disampaikan pada puisi di atas adalah sebagai umat manusia yang taat kepada Tuhannya, sebaiknya selalu menjalankan semua kewajiban. Pesan yang lain yaitu seseorang yang mempunyai masa lalu tidak baik, tidak selamanya menjadi orang yang tidak baik. Akan tetapi, mereka dapat berubah menjadi lebih baik lagi.


Perbandingan dengan Aktual

Jika dibandingkan dengan aktual, puisi dengan judul Idul Fitri karya Sutadji Calzoum Bachri di atas sesuai dengan keadaan di bulan ramadhan. Banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkan berkah dari malam Lailatul Qodar. Mereka menjalankan puasa, sholat lima waktu serta sholat malam, dan tidak lupa berdzikir. Kemudian, saat dipenghujung bulan ramadhan, banyak orang menjalankan sholat id di masjid.


Your Reply